JAKARTA, | RadarNusaNews.com – Isu mengenai rencana negara melalui BPI Danantara untuk mengambil alih 51 persen saham Bank Central Asia (BCA) kembali mencuat dalam beberapa hari terakhir. Kabar tersebut dikaitkan dengan sejarah Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) saat krisis moneter 1998, di mana BCA sempat menerima dana talangan akibat terjadinya rush.
Selain itu, isu ini juga menyeret persoalan divestasi saham yang dianggap masih menyisakan polemik hingga kini. Namun, CEO Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar.
“Enggak ada (rencana ambil alih BCA),” tegas Rosan saat dimintai keterangan oleh awak media, Senin (…).
Rosan memastikan Danantara tidak memiliki agenda untuk mengambil alih saham BCA sebagaimana yang ramai dibicarakan. Saat ditanya lebih lanjut apakah pernah ada pembicaraan terkait isu tersebut, Rosan enggan berkomentar lebih jauh dan langsung meninggalkan lokasi.
Dengan klarifikasi ini, isu mengenai pengambilalihan saham mayoritas BCA melalui Danantara dipastikan tidak memiliki dasar yang kuat. Meskipun demikian, spekulasi publik masih berkembang, mengingat sejarah panjang BLBI dan proses divestasi pasca-krisis 1998 yang hingga kini masih menjadi bahan perbincangan. ( Red )