PEKALONGAN || RadarNusaNews.Com — Di usia senjanya, Ridah (75), seorang lansia asal Jeruksari, RT 004/RW 001, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, masih harus bergelut dengan keterbatasan hidup. Tinggal di rumah semi permanen yang sangat tidak layak huni, Ridah mengaku belum pernah mendapatkan bantuan yang memadai dari pemerintah daerah.
Selama lebih dari 50 tahun, Ridah menetap di rumah kecil berdinding kayu lapuk dengan plafon rendah, tak sampai satu meter tingginya. Rumah tersebut juga tidak dilengkapi dengan fasilitas sanitasi dasar. Untuk kebutuhan buang air, Ridah terpaksa memanfaatkan saluran air terbuka atau kali yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya.
“Selama ini belum pernah dapat bantuan. Pernah dikasih kursi roda, tapi rodanya nggak ada. Jadi nggak bisa dipakai,” ujarnya kepada tim RadarNusaNews saat ditemui di kediamannya, Senin (04/08/25).
Ridah merupakan ibu dari 16 anak. Namun, sembilan di antaranya telah meninggal dunia. Saat ini, ia tinggal bersama anak perempuannya yang ke-11, yang juga hidup dalam keterbatasan ekonomi.
“Dulu pernah kerja jadi pembantu rumah tangga, juga jualan kecil-kecilan. Tapi sekarang badan sudah nggak kuat,” ucapnya lirih, mengenang masa lalunya.
Sejak suaminya meninggal tiga tahun lalu, Ridah hidup tanpa penghasilan tetap dan belum pernah tersentuh program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Kini, ia hanya bisa berharap adanya perhatian nyata dari pemerintah, khususnya dalam bentuk bantuan bedah rumah agar dapat tinggal di tempat yang lebih layak, serta akses ke program-program perlindungan sosial.
“Kalau bisa, minta bantuan buat rumah dibedah, biar bisa tinggal dengan layak. Kalau ada PKH atau bantuan lain, saya sangat butuh,” harap Ridah.
Kisah Ridah menjadi potret nyata bahwa masih banyak lansia di Indonesia yang hidup dalam keterbatasan dan belum mendapatkan hak-haknya secara layak. Pemerintah daerah Kabupaten Pekalongan diharapkan segera turun tangan memberikan perhatian dan solusi konkret demi menjamin kehidupan yang lebih manusiawi bagi para warganya yang rentan.
(Redaksi | RadarNusaNews)