RadarNusaNews.Com – Jakarta | Bank Indonesia (BI) mengambil langkah mengejutkan dengan memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%, level terendah sejak akhir 2022. Kebijakan ini diumumkan usai Rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu (20/8/2025).
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyebut keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan inflasi yang terkendali, nilai tukar rupiah yang stabil, serta masih adanya ruang pemulihan ekonomi domestik.
> “Pemangkasan suku bunga ini bertujuan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi yang saat ini bergerak positif, sekaligus menjaga daya beli masyarakat,” ujar Perry.
Dampak Positif bagi Ekonomi
Dengan penurunan suku bunga ini, BI berharap kredit perbankan dapat lebih mudah diakses oleh dunia usaha, terutama sektor riil dan UMKM, sehingga bisa mendorong investasi serta konsumsi masyarakat.
Selain itu, Bank Indonesia juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 menjadi sekitar 5,1%, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Langkah ini dipandang sebagai sinyal optimisme terhadap daya tahan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
Respon Pasar
Kebijakan BI langsung mendapat sambutan positif dari pelaku pasar. Indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat menguat, sementara rupiah terpantau tetap stabil di kisaran Rp15.600 per dolar AS.
Ekonom menilai pemangkasan suku bunga acuan ini bisa memberi dorongan signifikan pada sektor perumahan, otomotif, hingga konsumsi masyarakat, namun tetap perlu diimbangi dengan pengendalian inflasi agar tidak menimbulkan gejolak baru.
Menatap ke Depan
Ke depan, Bank Indonesia menegaskan akan terus menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan. Fokus utama adalah memastikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sekaligus menjaga keseimbangan antara stabilitas harga, nilai tukar, dan momentum pemulihan ekonomi.
—
✍️ RadarNusaNews.Com – Redaksi