Purwakarta | RadarNusaNews.Com |
Dugaan praktik penyalahgunaan BBM bersubsidi kian terang-terangan. Aktivitas mencurigakan kembali terpantau di SPBU Kebon Kolot, Kecamatan Purwakarta, pada Jumat (21/11) sekitar pukul 01.00 WIB. Sejumlah pengendara motor terlihat mengisi Pertalite pada jam-jam rawan dengan pola yang tidak lazim, mengarah pada praktik “tander” yang selama ini menjadi modus klasik pemain BBM subsidi.
Dari pantauan di lokasi, beberapa motor datang bergantian dengan ritme cepat, seolah sudah terbiasa dan terkoordinasi. Waktu pengisian pun dipilih dini hari—momen ketika pengawasan SPBU melemah dan petugas cenderung longgar karena situasi sepi.

Modus penggunaan motor tander—motor yang dipakai berulang untuk membeli BBM subsidi dalam jumlah besar—bukan hal baru di dunia per-BBM-an. Namun munculnya praktik ini secara terang-terangan di SPBU Kebon Kolot menunjukkan bahwa pengawasan terkesan macet. Warga menilai, kesengajaan memilih waktu dini hari bisa jadi cara para pelaku menghindari perhatian publik maupun petugas pengawas.
Jika dugaan ini benar, konsekuensinya serius. Praktik semacam ini berpotensi memicu penimbunan, memperlemah distribusi subsidi, dan membuka ruang jual beli Pertalite secara ilegal untuk keuntungan pribadi. Negara rugi, masyarakat kecil dirugikan, dan aturan hanya jadi formalitas.

Lebih ironis lagi, aktivitas mencurigakan ini terjadi di tengah gencarnya pemerintah menertibkan penyaluran BBM bersubsidi. Namun realitas di lapangan justru menunjukkan celah pengawasan yang diduga dimanfaatkan oknum tertentu tanpa rasa takut.
Warga menuntut Pertamina, pengelola SPBU Kebon Kolot, hingga aparat penegak hukum untuk tidak tinggal diam. Pemeriksaan CCTV, audit transaksi tengah malam, serta pengetatan prosedur pelayanan menjadi langkah mendesak agar SPBU tidak berubah menjadi ladang permainan kotor para pengepul BBM.
Masyarakat menegaskan: BBM subsidi adalah hak rakyat kecil, bukan komoditas bisnis bagi pelaku yang mencari untung di tengah kelengahan pengawasan. ( Redaksi )





