Subang | RadarNusaNews.Com – Proyek rekonstruksi jalan ruas Cagak – Batas Purwakarta/Subang yang berlokasi di wilayah Kecamatan Serang Panjang, Kabupaten Subang, diduga terhenti di tengah jalan. Berdasarkan pantauan lapangan, aktivitas pekerjaan tampak tidak berlanjut, sementara tumpukan batu dan tanah dibiarkan begitu saja tanpa kejelasan kelanjutan pengerjaan dari pihak pelaksana.
Padahal, proyek ini merupakan program strategis Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jabar, yang dilaksanakan oleh UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan III.

📋 Data Resmi dari Papan Informasi Proyek:
Pemilik Proyek: Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Pelaksana Teknis: Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
Nama Kegiatan: Pekerjaan Rekonstruksi Jalan Ruas Jalan Cagak – Batas Purwakarta/Subang
Nomor Kontrak: 341/UPT.BP.01/Rekon.CPS/KPJP/JJ2WP.III
Nilai Kontrak: Rp 12.623.939.473,62
Sumber Dana: APBD Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2025
Penyedia Jasa: CV Bangun Sarana Abadi
Konsultan Supervisi: PT Puridimensi KSO PT Gugie Harindo dan PT Danureksa Sarana Cipta
Waktu Pelaksanaan: 180 Hari Kalender
Namun, di lapangan ditemukan indikasi ketidaksesuaian spesifikasi material. Pada beberapa titik pekerjaan, terlihat campuran batu dan tanah liat tanpa komposisi semen dan pasir sebagaimana mestinya untuk proyek infrastruktur jalan provinsi. Kondisi itu menimbulkan dugaan bahwa kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan standar konstruksi yang berlaku.

🗣️ Viral di Media Sosial, Warganet Pertanyakan Kualitas Proyek
Proyek ini menjadi bahan perbincangan setelah unggahan akun TikTok Furi Cenel menampilkan video kondisi di lokasi proyek yang memperlihatkan struktur batu bercampur tanah liat. Unggahan tersebut langsung viral dan menuai banyak komentar dari warganet.
Beberapa di antaranya menuliskan:
@rt_yakuza: “Proyek pelebaran jalan sareng pemasangan yudit di Jalan Serang Panjang mogok kerja, can aya pembayaran gaji sareng teu sesuai SPK. Kontraktorna PT Saneka, logistik sareng keuanganna Mang Ade ti PT Saneka.”
@eeaaaallllieeee: “Pantau terus, kalau asal-asalan lapor KDM pak!”
@Babehqomar: “Itu pakai pasir atau tanah liat? 😂🤣”
Komentar-komentar tersebut menyoroti dua hal utama: dugaan keterlambatan pembayaran upah pekerja serta kualitas material pekerjaan yang dinilai sangat rendah.
📍 Diduga Terhenti karena Masalah Pembayaran dan Lemahnya Pengawasan
Informasi dari warga sekitar menyebutkan bahwa sejumlah pekerja sempat mogok kerja lantaran belum menerima pembayaran gaji sesuai kontrak kerja. Kondisi ini berujung pada penghentian sementara aktivitas proyek.
Selain itu, lemahnya pengawasan lapangan dari pihak terkait juga disebut menjadi penyebab mutu pekerjaan tidak terjaga. “Kalau pekerjaan seperti itu diteruskan, jalan ini nggak akan awet. Pemerintah harus turun langsung ke lokasi,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
⚠️ Warga Minta Dinas Bina Marga Jabar Turun Tangan
Warga mendesak Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat untuk segera melakukan evaluasi mendalam terhadap proyek tersebut. Selain meminta transparansi penggunaan anggaran, masyarakat juga berharap pemerintah bersikap tegas terhadap kontraktor pelaksana jika ditemukan adanya pelanggaran terhadap kontrak kerja (SPK).
Dengan nilai proyek mencapai Rp 12,6 miliar dari APBD Jawa Barat 2025, publik menilai sudah seharusnya pekerjaan ini dilaksanakan dengan mutu, transparansi, dan tanggung jawab penuh.
🟡 Proyek ini menggunakan dana yang dihimpun dari pajak masyarakat. Pemerintah diharapkan menjamin agar setiap rupiah anggaran pembangunan benar-benar menghasilkan kualitas infrastruktur yang bermanfaat bagi rakyat, bukan sekadar proyek formalitas.
(Redaksi )





